About

Senin, 18 Januari 2016

Makalah Sosiologi Modernisasi Batik



Penulis
  


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Batik adalah kain warisan nusantara yang memiliki berbagai motif mulai dari pedalaman hingga pesisir daerah. Cara membuatnya pun memrlukan waktu dan teknik yang cukup rumit karena semuanya dikerjakan secara manual dengan menggunakan tangan.

Sejalan dengan perkembangan zaman, penggunan batik kini tidak lagi dikhususkan pada acara adat tertentu, namun bissa juga dipadu-padakan dengan pakaian masa kini yang tengah menjadi tren. Dari segi tekniknya pun, batik kini bisa dibuat dengan teknik komputerisasi di mana motifnya didesain menggunakan komputer atau teknik digital.
Lantas apakah motif yang dihasilkan dari teknik komputerisasi ini masih bisa disebut dengan batik? Iwet Ramadhan, presenter sekaligus perancang busana batik TIKprive melihat hal tersebut wajar-wajar saja.
Menurutnya, proses yang dilakukan adalah proses kreatif. Selama pekerjaan kainnya masih menggunakan cara tradisional yaitu dengan canting dan malam.
Sejarah pembatikan di Indonesia berkaitan dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan kerajaan sesudahnya. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan yogyakarta.
Kesenian batik merupakan keseniangambar diatas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu.awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluarkraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.
Kualitas terhadap batik adalah upaya untuk mempertahankanpenggunaan terhadap budaya batik. Banyak perbedaan terutama dalam penggunaan dan pembuatan batik antara zaman terdahulu dengan zaman modernsaat ini atau kita kenal dengan istilah era globalisasi. Batik sekarang banyak sekali ragamnya dan modelnya, dan batik banyak digunakan oleh semua kalangan mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Namun sekarang batik sudah menjadi identitas rakyat Indonesia. Kemana-mana orang sudah tidak malu lagi mengenakan batik, karena rakyat Indonesia sudah mulai paham dengan adanya batik menjadi situs warisan dunia.
Globalisasi adalah perkembangan zaman yang diikuti dengan kemajuan teknologi yang serba canggih dan modern. Kita ketahui bahwa pembuatan batik dapat terbilang cukup sulit dan menghabiskan waktu yang tidak sedikit, bisa berhari-hari atau bahkan berbulan-bulan hanya untuk menciptakan satu buah batik. Tidak salah jika penggunaan batik pun hanya dapat ditemui oleh kalangan menengah ke atas karena proses penciptaan batik yang terlalu rumit mengakibatkan harga jual batiknya pun ikut meningkat. Misalnya, zaman dahulu penggunaan batik sangat erat kaitannya dengan kehidupan  Jawa dan penggunaannya dapat dilihat di keato-keraton Jawa, dan sebagian orang yang memiliki batik pun biasanya hanya menggunakan batiknya tidak secara terus menerus atau dalam kata lain hanya dikenakan pada acara-acara.
Kerajinan batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis dan batik cap dikenal baru setelah usai perang dunia kesatu atau sekitar tahun 1920.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1 GLOBALISASI BATIK
            Memasuki era globalisasi, ternyata batik juga telah mengikuti kemajuan teknologi,ssalah satunya yaitu dalam hal metode pembuatan batik. Metode pembuatan batik sebelumnya yaitu dibentuk langsung oleh tangan seorang perancang dengan menggunakan canting dan pensil. Kini di zaman yang serba canggih, metode pembuatan batik dapat dengan mudah ditemui, beberapa metode pembuatan batik yaitu dengan menggunakan cap dan cetak seperti sablon, dan printing. Produksi batikpun semakin meningkat namun tidak menutup kemungkinan bahwa harga jual batik ikut meningkat pula. Hal ini sejalan dengan perusahaan yang dirintis oleh istri kepala Presiden Indonesia, Ibu Any Yudhoyono yang menyelenggarakan Yayasan Batik Indonesia. Mulai banyak pedagang atau perancang yang bersaing menjual batiknya, pengaruh globalisasi juga mengubah pola pikir mereka untuk mengembangkan kreativitasnya dalam penggunaan batik. Penggunaan batikpun disulap sebagai kebutuhan hidup sehari-hari dan bersifat informal misalnya, batik yang dijadikan sebagai tas, sandal, tempat handphone, celana panjang, hingga pakaian dalam pun bermotif batik serta aksesoris-aksesoris lainnya. Kini, masyarakat dapat memiliki barang-barang yang bermotif batik tersebut dengan harga yang terjangkau untuk semua kalangan dan usia. Bahkan, tidak ada yang tidak mungkin sebual mobil pun dapat dibuat dengan motif batik, namun harganya terbilang mahal karena sesuai dengan metode pembuatannya yang sulit. Usaha untuk tetap melestarikan budaya yang ada di Indonesia dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah penggunaan batik dalam mengapresiasi budaya Indonesia. Adanya pengaruh globalisasi, ternyata tidak mengurangi kualitas penggunaan terhadap batik itu sendiri. Justru, semakin berkembangnya zaman semakin meningkatnya pula kreativitas seseorang untuk membudidayakan dan memanfaatkan budaya yang dimiliki Indnesia. Alangkah baiknya, jika kita ikut serta ddalam memelihara budaya di Inndonesia, karena kita juga merupakan bagian dari negara Indonesia. Dan kini batik sudah menjadi bagian pakaian tradisional Indonesia.
2.2 DESAINER DAN DISTRIBUSI BATIK DI INDONESIA
            Hari ini kita patut berbangga karena batik addalah milik kita bangsa Indonesia bukan bangssa Malaysa atau yang lain. Penghargaan UNESCO merupakan penghargaan terhadap karya seni klasik bercita rasa tinggi (batik). Bukan semata-mata terhadap keindahan kain batik itu sendiri, tapi penghargaan terhadap para pengrajin batik di pedesaan. Dibalik popularitas batik yang kini makin mendunia , Euforia batik tidak boleh hanya di negeri sendiri. Seluruh masyarakat Indonesia memiliki tugas untuk menjaga penghargaan yang diberikan UNESCO.
            Batik kini memang tak lagi sekedar jarik atau kemben yang identik dengan masyarakat tempo dulu atau pedesaan. Wujudnya pun tak melulu helaian kain panjang tanpa jahit. Kain bermotif yang dilukis dengan lilin atau malam itu telah menjadi bagian tren fashion. Berbagai inovasi terus dilakukan demi memikat pasar dunia. Tanpa menerjang pakem batik tradisional, sejumlah industri mode di tanah air berkreasi mengawinkannya dengan detail modern. Perancang muda Leny Agustin misalnya, adalah salah satu pegiat mode yang serius mengolah batik sebagai bagian tren fashion. Desainer Leny Agustin terus mengeksplor batik, baik dari segi desain dan motif. Kreativitas sangat dibutuhkan agar batik tetap eksis. Motif batik klasik memang harus dipertahankan, tetapi selain itu Leny Agustin tertantang untuk lebih berkreasi dengan otif-motif yang lebih bersifat kekinian. Semangat serupa ditunjukkan  Oscar Lawalatta. Perancang muda ini tak lelah berkreasi dengan batik tradisional. Penghargaan UNESCO membuatnya semakin percaya diri memamerkan busana batik ke mancanegra.
            Desainer dan perancang busana Oscar Lawalatta selalu berusaha untuk mengeksplor unsur-unsur etnik Indonesia dan memasukkannya dalam rancangannya.menurut Oscar Lawalatta, kebudayaan Indonesia sungguh beragam dan sangat eksotis. Dengan mengeksplorasi dan memasukkan dalam tiap rancangan merupakan suatu kebanggaan bagi Oscar Lawalatta .terangkatnya batik ke kancah internasional tidak bisa lepas dari peran maestro batik tanah air Nursjirwan Tirtamidjaja, dikenal sebagai Iwan Tirta. Jauh sebelum anak muda masa kini begitu ercaya diri mengenakan batik, Iwan sudah berjuang mempromosikan keindahan batik ke mancanegara. Master hukum lulusan Yale University itumemiliki andil besar dalam mentransformasikan kain tradisional batik menjadi sebuah gaun modern yang mewah. Ia memberi citarasa modern demi menduniakan batik.
            Melalui karyanya, Iwan Tirta pun berhasil membuat tokoh dunia Nelson Mandela terpikat batik. Hampir dalam setiap kesempatan, tokoh anti-apartheid yang sangat dihormati bangsa Afrika Selatan ini selalu menggunakan batik di berbagai forum dunia. Batik Mandela kebanyakan dari Indonesia. Kegemaran Mandela mengenakan busana khas Indonesia itu membuat bangsa Afrika menjadi akrab dengan batik. Hanya, mereka lebih mengenal batik dengan sebutan ‘Madiba’s Shirt’, batik juga ada di Malaysia, Jepang, China, India, Jerman dan Belanda.
            Namun batik Indonesia memiliki ciri khas. Ada beberapa motif klasik yang tak mungkin ditemui di negara manapun seperti kawung, sido mukti. Perbedaan batik Indonesia paling halus karena cantingnya sangat kecil sehingga menghasilkan gambar yang halus dan rapi. Sementara di beberpa negara lebih cenderung batik pabrikan atau printing . perkembangan batik modern adalah hal yang positif. Sentuhan modern membuat batik di Indonesia lebih bisa Go International. Ketika industri memainkan kerasi akan motif batik, itu juga artinya kerajinan batik tradisional di pesisir dan pedesaan juga tak akan mati.
2.3 PERKEMBANGAN DESAIN DAN TEKNOLOGI PEMBUATAN BATIK
            Industri batik saat ini merupakan industri kecil dan menengah, terkadang dikombinasi dengan industri rumah tangga. Tenaga kerja langsung yang terlibat proses pembatikan itulah yang sering disebut dengan pengrajin. Produktivitas produksi batik ini terutama batik tulis sangat rendah, kadang-kadang untuk menyelesaikan satu lembar kain batik halus memerlukanwaktu 4-6 bulan. Tetapi untuk menyelesaikan batik tulis kasar dengan motif sederhana, diperlukan waktu hanya satu mingggu. Dengan adanya persaingan dari proses sablon dan printing, maka jumlah pengrajin batik ini semakin berkurang, dan yang berkembang adalah para peng-desain batik halus disisi high-end product. Kombinasi tenun halus bermotif dengan batik tulis, merupakan inovasi yang memukau.
            Pasar batik yang semakin melebar, serta dinamika selera masyarakat maka, perubahan dan perkembangan motif harus dilakukan secara cepat dan dalam waktu yang singkat. Siklus disain akan semakin pendek, dan pasar harus segera dibanjiri untuk mendapatkan pengembalian investasi. Perusahaan-perusahaan besar, juga juga dalam TPT, akan berorientasi kepada budaya kontemporer barat, yang sangat, ialah pandangan ingin yang baru, lebih besar atau lebih bagus. Oleh karenanya perusahaan akan menerapkan strategi planned obsolescence atau menjadi ketinggalan zaman atau tudak up to date, kedalam produknya. Strategi new atau improved dilakukan. Hal inilah yang akan mendorong proses sablon dan printing motif batik terus berkembang dengan pesat.
            Disisi lain perkembangan dan pemanfaatan teknologi komputer untuk mendesain motif baru yang sudah mulai diterapkan, pada saatnya akan diikuti oleh proses penggambaran secara langsung ke dalam kain, dengan memanfaatkan printer besar atau plotter. Ditambah lagi dengan sudah mulai dimanfaatkannya canting listrik (apalagi kalau minyak tanah semakin langka atau hilang), perkembangan berikutnya yang dapat dibayangkan adalah pemakaian plotter yang langsung memakai malam dan dilakukan sekaligus dengan beberapa canting secara bersamaan.
            Kebanyakan batik diperdagangkan seperti barang biasa, mungkin sebagai tekstil biasa. Kita tidak pernah mengetahui sebuah motif (corak atau desain) tertentu telah dibuat dalam beberapa helai batik. Para penggemar dan pecinta batik mungkin dapat mengidentifikasikan sebuah batik dengan desainernya, atau dengan asal daerah batik tersebut. Dengan perkembangan material dan teknologi, perkembangan batik pun menjadi sangat beragam, seperti batik tulis, halus dan kasar, batik cap, sablon (screening) dan printing atau kombinasi dari proses-proses tersebut. Bahan dasarnya selain katun (mori), dan juga ada sutra, rayon, dan polyster yang berupa tekstil, ada juga hasil tenun ATBM dengan memasukan motif tertentu.
            Ada juga tenun ATBM yang berkembang sedemikian sehingga hasilnya menyerupai motif batik. Kita temui juga tenun ATBM bermotif yang ditambah hanya beberapa baris dan motif batik sebagai hasil proses pembatikan. Kita jumpai juga kombinasi antar tenun dan batik yang disebut banun. Pemanfaatan komputer untuk desain motif sudah dilakukan oleh beberapa designer batik, termasuk oleh Menteri Ristek. Pola dan motif pun mengikuti dinamika konsumen baik nasional maupun internasional, sebagai batik dengan motif kontemporer. Apalagi ada jenis kain batik yang dipergunakan untuk keperluan rumah tangga seperti bedcover, muncul batik bermotif logo kesebelasan nasional sepak bola Italia, Jerman, Inggris, Spanyol dan yang lain, ataupun logo klub-klub terkenal. Produsen peralatan olahraga adidas telah mengeluarkan seri sepatu, tas dan jaket dengan motif batik.
2.4 SUMBER DAYA MANUSIA
            Setelah mencapai puncak kejayaan batik pada dasawarsa 1979-1980, pada era 1990-an dunia batik kita dilanda pengaruh munculnya batik printing atau tekstil dengan motif batik, yang berakibat banyaknya pengrajin batik tulis dan cap mengurangi kegiatannya ataupun menutup perusahaannya. Keadaan seperti ini diperparah dengan terjadinya krisis ekonomi di tahun 1997/1998. Batik printing terus berkembang menggerogoti pasar batik tradisional dan bersamaan dengan itu tumbuh pesat permintaan batik printing. Khususnya yang diperjualbelikan di Bali. Bom Bali I pada tahun 2002 dan terbakarnya pasar Tanah Abang di tahun 2003, semakin memperparah keadaan industri batik kita.
            Dalam persaingan global, identitas batik sebagai produk Indonesia, mulai disaingi oleh Malaysia, dan dengan agresif melindungi produk batiknya melalui HKI. Di Indonesia protes pun bermunculan, seperti halnya dengan kasus tempe dan reog ponorogo. Tetapi sampai sekarang kita seperti kehilangan arah, kemana dan bagaimana batik sebagai hasil ekspresi budaya tradisional akan dilindungi. Rezim perlindungan HKI yang berlaku sekarang ini, sukar untuk melindungi hasil ekspresi tradisional maupun budaya. Dalam perlindungan HKI, sebenarnya ada komponen-komponen lain seperti Hak Moral, Hak Kebudayaan maupun Hak Atas Indikasi Asal.
            Sewaktu batik masih di dominasi oleh batik tulis, batik menempati kedududukan yang penting di dalam masyarakat. Motif batik bukan hanya sekedar hasil karya seorang seniman batik, melainkan merupakan karya yang mempunyai nilai-nilai filosofis yang sangat mendalam. Batik waktu itu tidak terlepas dari kehidupan feodal dengan berbagai simbol-simbol dalam kehidupan. Batikpun menjadi hasil karya seni budaya. Kemudian batik meluas dan memasuki kehidupan masyarakat luas, sehingga bagi generasi nerikutnya menjadi bagian dari warisan tradisional dan merupakan keharusan memiliki atau memakainya. Meluasnya pemakai atau konsumen batik mendorong pengusaha untuk dapat menyediakan batik dengan berbagai tingkat kualitas dan harga. Perkembangan jenis batik ini dipengaruhi juga oleh perkembangan jenis bahan yang tersedia di pasar serta teknologi. Sedang dalam menghadapi pesaing utama dalam TPT, yaitu China, maka raionalisasi biaya produksi dengan berbagai inovasi (Cost Inovation) perlu dilakukan. Dan akhirnya batik sebgai produk kerajinan tradisional dan budaya, menghadapi pesaing utama dan yang terbesar, ialah kita sendiri.
2.5 PELUANG BISNIS BATIK MODERN
Penggunaan batik disulap sebagai kebutuhan hidup sehari-hari dan bersifat informal misalnya, batik yang dijadikan sebagai tas, sandal, tempat handphone, celana panjang, hingga pakaian dalam pun bermotif batik serta aksesoris-aksesoris lainnya. Kini, masyarakat dapat memiliki barang-barang yang bermotif batik tersebut dengan harga yang terjangkau untuk semua kalangan dan usia. Bahkan, tidak ada yang tidak mungkin sebual mobil pun dapat dibuat dengan motif batik, namun harganya terbilang mahal karena sesuai dengan metode pembuatannya yang sulit. Usaha untuk tetap melestarikan budaya yang ada di Indonesia dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah penggunaan batik dalam mengapresiasi budaya Indonesia. Adanya pengaruh globalisasi, ternyata tidak mengurangi kualitas penggunaan terhadap batik itu sendiri. Justru, semakin berkembangnya zaman semakin meningkatnya pula kreativitas seseorang untuk membudidayakan dan memanfaatkan budaya yang dimiliki Indnesia. Alangkah baiknya, jika kita ikut serta dalam memelihara budaya di Indonesia, karena kita juga merupakan bagian dari negara Indonesia. Dan kini batik sudah menjadi bagian pakaian tradisional Indonesia.
            Tak perlu terjun langsung seperti orang kebanyakan yang sibuk mencari pasaran kesana-kemari dan memasarkan batik. Dengan memanfaatkan media internet, kita pun bisa segera memasarkan produk batik, yang pasarnya sangat luas. Motif batik yang beragam dan unik, tentunya bisa kita ambil gambarnya dan segera dimuat di jejaring sosial maupun web toko online. Untuk mendapatkan baju batik modern pun, kini cukup mudah. Bisa mendapatkannya lewat toko grosir, maupun grosir online yang tersebar di dunia maya. Soal harga, kita bisa sesuaikan dengan bahan serta kwalitas, dan juga segmen pasar yang diburu. Ketahui pula bahwa kini banyak anak muda juga suka dengan pakaian batik, terlebih lagi para pengguna online di dominasi oleh kaum muda. Maka sebuah kesempatan bagus untuk menawarkan aneka macam batik kepada para muda-mudi pengguna internet di seluruh Indonesia. Banyak dari mereka para pembisnis bidang fashion khususnya batik, yang mampu meraup banyak untung dari berjualan batik via online. Varian baju batik modern yang cukup banyak seolah memberikan harapan besar untuk menguasai luasnya pasar dunia maya. Batik sarimbit, batik motif bola, rok batik, dan lain-lain, tentunya pun pangsa pasar yang cukup bagus dengan menyasar mereka para jiwa muda yang bangga dengan budaya negara sendiri.





BAB III
KESIMPULAN
Dengan menggunakan teknologi sebagai alat bantu membuat batik, diharapkan nantinya batik bisa lebih memasyarakat, khususnya di negeri sendiri, Indonesia. Batik Indonesia yang kini menjadi warisan budaya dunia harus dijaga kelestariannya guna meningkatkna daya jual dan kesejahteraan pengrajinnya. Dengan menyandingkan teknologi dan budaya tradisional yaitu batik, seharusnya memudahkan pengrajin batik dalam membuat batik tanpa menghilangkan jatidiri batik itu sendiri. Beragam motif kini telah tercipta sebagai dampak positif dari perkembangan teknologi. Dengan motif yang menarik, tentu menjadi daya tarik mulai dari kalangan remaja hingga dewasa. Perkembangan teknologi ini tidak terlepas dari budaya yang mengikatnya. Teknologi akan sangat berguna jika dipadukan dengan budaya masyarakat yang selaras, sejalan, tak kan lekang oleh jaman.


DAFTAR PUSTAKA
Budiyono.2008.Kriya Tekstil.Jakarta:Direktorat Pembina Sekolah Menengah Kejuruan
Corbman,Bernard,P.1985.Tekstile Fiber To Fabric.United States Of America.
Kailani,Zubaidi A.2005.Pemanfaatan Energi Plasma dalam Proses Tekstil Untuk Memperbaiki Sifat-sifat Kain.
Tim Bengkel Tekstil.1999.Program Keahlian Tekstil.Jakarta:Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Pusat Pengembangan Penataran Guru kesenian.
(diakses tanggal 8 September 2014)

 

0 komentar:

Posting Komentar